Pengakuan Ryan Tentang Mr X

Pengakuan Ryan bahwa Mr X adalah Asrori klop atau setidaknya tak bertentangan dengan pengakuan Imam Hambali alias Kemat, 26, dan Devid Eko Priyanto, 17, serta Maman Sugianto alias Sugik, 22. Ketiga warga Desa Kalangsemanding, Kecamatan Perak, Jombang, ini sekarang mendekam di LP Jombang. Ketiga orang itu mengaku mereka tidak membunuh Asrori.

Kemat dan  Devid kini berstatus terpidana setelah divonis masing-masing 17 dan 12 tahun karena berdasar fakta-fakta dalam persidangan  terbukti membunuh Asrori. Sedangkan Sugianto berstatus sebagai tahanan titipan Kejaksaan Negeri (Kejari) Jombang karena masih dalam proses hukum dengan dakwaan ikut membantu pembunuhan Asrori.

Berikut wawancara singkat Surya terhadap dengan ketiga orang tersebut, dari balik LP Jombang, Jumat (22/8 ) kemarin.

Surya (S): Berdasarkan putusan PN Jombang, Anda terbukti sebagai pembunuh Asrori. Bagaimana Anda tega membunuh, padahal Asrori itu tetangga Anda sendiri?

Imam Hambali alias Kemat

(K) : Saya tidak melakukan pembunuhan itu. Sungguh saya tidak membunuh Asrori. Kalau tidak percaya, tanya kepada Devid ini. (Sembari berkata demikian, Kemat menunjuk Devid yang duduk persis di sebelah kirinya).

Devid (D) : Kami tidak membunuh, sama sekali tidak benar kalau kami dituduh membunuh.

S: Tapi dalam pemeriksaan di kepolisian Anda berdua mengakui sebagai pembunuh?
K: Kami terpaksa mengakui karena dipaksa oleh polisi.
S: Di Polsek Bandarkedungmulyo atau di Polres Jombang?
K: Ya saat di Polsek, terutama saat diperiksa di lokasi kebun tebu.
S: Bentuk pemaksaannya bagaimana?
K: Saya dicambuk dengan ban diesel (semacam belt dari karet keras untuk memutar kipas diesel/penyedot air). Kepala saya juga dipukul. Saya kesakitan, tidak tahan, akhirnya dengan terpaksa saya mengaku.

S: Yang paling keras siksaan seperti apa?

K: Saat di kebun tebu, saya pernah ditodong polisi mau ditembak. Saya bilang, kalau tembak, ya tembak saja. Tapi kemudian polisi itu menembakkan pistolnya ke udara. (Sembari berkata demikian, dengan gayanya yang kewanita-wanitaan, Kemat memeragakan dengan tangan kanan mengacung ke udara. Dia juga menyebut nama anggota oknum polisi yang mengancam menggunakan senpi itu. Kemat memang disebut-sebut waria).

S: Tapi mengapa saat dilakukan rekonstruksi atau reka ulang kasus itu, Anda berdua (Kemat dan Devid), demikian lancar memeragakan pembunuhan itu, seolah-olah Anda berdua memang betul-betul melakukan pembunuhan itu ?

K: Saya sebenarnya tidak tahu apa yang mau saya lakukan (waktu rekonstruksi). Tapi lalu saya diajari polisi. Saya tidak tahu cara menusuk pakai pisau,  tempatnya di mana, tapi kemudian diajari polisi juga, ternyata di perut. Lha saya memang tidak membunuh, bagaimana saya bisa memeragakan. Saat saya salah dalam memeragakan menggotong ‘mayat’ bersama Devid, saya juga dibetulkan oleh polisi. Tanya Devid itu. (Sambil bicara demikan, Kemat tetap dengan gayanya yang kemayu).

S: Lalu mayat di kebun tebu itu siapa?
K dan D : Ya saya tidak tahu.
S: Kenal Ryan atau Feri Henyansah?
K: Tidak, saya tidak kenal.
S: Kalau dengan Asrori?
K: Kenal, dia kan tetangga.
S: Lalu mayat di kebun tebu siapa. Apa mayat Asrori?
K: Kami tidak tahu, tidak tahu.

Sugianto alias Sugik, yang ikut nimbrung wawancara belakangan, juga mengaku dirinya tidak membunuh Asrori.
S: Saat pemeriksaan di Polsek bagaimana?
Sugik (Sg): Di Polsek saya dipaksa mengaku, dipukul juga, tapi saya tetap mengatakan tidak membunuh. Disuruh tanda tangan saya juga tidak mau. Demi Allah saya memang tidak membunuh.
S: Tapi mengaku saat rekonstruksi?
Sg: Tidak, saya tetap tidak mengaku.
S: Tapi Anda dituduh bertugas sebagai pengemudi saat mayat Asrori dibawa pakai mobil oleh Kemat dan Devid dari rumah kosong ke kebun tebu.
Sg: Saat rekonstruksi saya tetap di mobil, juga tidak mengemudi.

Pada awalnya, persidangan kasus pembunuhan Asrori di Pengadilan Negeri (PN) Jombang pada Mei 2008 lalu hanya mendudukkan Kemat dan Devid sebagai terdakwa.

Tapi dalam lanjutan persidangan, muncul nama Sugik, yang dituduh ikut terlibat. Sugik diringkus karena dituduh sebagai pengemudi mobil Carry yang digunakan terpidana Kemat dan Devid untuk mengangkut mayat Asrori dari rumah kosong di Desa Kalangsemanding, Kecamatan Perak (Jombang), ke kebun tebu Desa Bandarkedungmulyo, Kec Bandarkedungmulyo, Jombang.

Itu sebabnya, Sugik akhirnya disidik dan diseret ke PN Jombang. Direncanakan, pada 28 Agustus nanti, sidang pertama dengan terdakwa Sugik bakal digelar.

Sementara itu, pihak Polres Jombang tegas-tegas membantah pernyataan Kemat dan Devid. Kapolres Jombang AKBP Mohammat Khosim melalui Kasatreskrim AKP Kasyanto mengatakan, pengakuan kedua terpidana sangat tidak beralasan.

Menurut Kasyanto, jika ada paksaan saat pemeriksaan, baik di Polsek Bandarkedungmulyo maupun di Polres Jombang, pasti hal itu akan muncul di persidangan.

“Buktinya saat di sidang di PN, mereka tanpa tekanan apa pun mengakui perbuatannya membunuh Asrori. Juga sangat lancar ketika melakukan reka ulang. Saya kira pernyataan yang mengada-ada dan kita tidak akan terpengaruh dengan pengakuan seperti itu,” kata Kasyanto, Jumat (22/8).

Ketika disinggung bagaimana dia yakin bahwa kalau ada pemaksaan atau siksaan terhadap terpidana pasti bakal muncul di persidangan, Kasyanto mencontohkan munculnya nama terdakwa Sugiyanto, yang muncul saat proses persidangan. Menurutnya, saat awal persidangan, yang diadili cuma dua orang, Kemat dan Devid.

“Tapi kemudian muncul nama Sugik yang ternyata terlibat, karena membantu pembunuhan Asrori. Sebelumnya, dalam pemeriksaan, Kemat dan Devid menyembunyikan nama Sugik karena alasan tertentu,” kata mantan Kapolsek Kesamben ini.

Disinggung kemungkinan melaklukan tes uji DNA terhadap keluarga Asrori guna menepis opini atau lebih memberikan kepastian hukum, Kasyanto menepisnya. Diungkapkan, uji DNA tidak lagi diperlukan karena identifikasi dianggap sudah cukup jelas.

Bagi Kasyanto, jika keluarga Asrori yang lebih tahu ciri-ciri korban sudah memastikan, dan fakta hukum di persidangan sudah memastikan mayat tersebut Asrori, itu sudah cukup. “Lagi pula mayatnya juga sudah dikubur, bisa jadi kita disalahkan kalau membongkar lagi,” imbuh Kasyanto. st8

info : surya

orang kecil emang selalu jadi korban oknum nggak bertanggungjawab 😦

Indonesia … indonesia … 😦

~ oleh dhieeewhe pada 23 Agustus 2008.

5 Tanggapan to “Pengakuan Ryan Tentang Mr X”

  1. Koq jadi ruwet dan mbulet gitu ya. Saya ndak mau ikut2. Nanti malah ikut kena tuduh.

  2. Polisi kan memang suka begitu. Ndak berhasil ngungkap kasus, cari aja orang2 yg bisa dipaksa supaya ngaku. Habis, kalau ndak gitu ya ndak bisa dapat prestasi. Dianggap ndak profesional, akhirnya ndak bisa naik pangkat deh.

  3. hmm… headernya cakep banget! gravatarnya juga keren
    ntu gambarnya bikin sendiri atau ambil dari karekter anime?
    lam kenal :mrgreen:

  4. => Johan
    he’e … emang gitu

    => didta
    trimakasih 🙂
    salam kenal juga

  5. membingungkan… yang bohong siapa ya?

Tinggalkan Balasan ke dhieeewhe Batalkan balasan